Kapal Selam Hitler Ada di Karimunjawa
Tak Satu pun
Instansi Dapat Laporan
JEPARA – Penemuan Kapal Selam U-Boat di perairan Karimunjawa oleh Tim Arkeologi Nasional cukup menggegerkan masyarakat di seluruh Indonesia. Sebab, penemuan itu merupakan sejarah baru yang memperkuat bukti Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.
JEPARA – Penemuan Kapal Selam U-Boat di perairan Karimunjawa oleh Tim Arkeologi Nasional cukup menggegerkan masyarakat di seluruh Indonesia. Sebab, penemuan itu merupakan sejarah baru yang memperkuat bukti Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.
Meski
begitu, para pejabat di lingkup pemerintah Jepara belum bisa dikonfirmasi
terkait penemuan itu. Hampir semua instansi di Kota Ukir tidak mengetahui
adanya penemuan itu. Mereka juga belum mendapatkan laporan terkait penemuan
kapal yang informasinya lokasinya sekitar 10 jam dari Pulau Karimunjawa
Camat
Karimunjawa Noryanto mengatakan, sama sekali tak mendengar adanya penemuan
kapal di wilayahnya. "Informasi apa? Penemuan kapal selam di perairan
Karimunjawa? Sama sekali, saya belum dapat kabar ataupun laporan soal
itu," kata camat saat dihubungi Radar Kudus (grup Radar Lampung) kemarin.
Sebelumnya,
ia menyatakan kira-kira 10 hari yang lalu pihaknya memang menerima surat izin
dari lembaga peneliti Arkeologi Nasional dari Jogjakarta. "Tapi, hingga
kini, saya belum menerima laporan akan adanya penemuan kapal atau semacamnya,"
ungkapnya.
Menurutnya, jika memang benar adanya penemuan itu, lembaga tersebut
seharusnya melaporkan hasil penelitiannya kepada pemerintah atau bupati dan
tembusan surat pasti disampaikan kepada camat Karimunjawa.
Berdasarkan regulasi yang ada, penemuan semacam itu seharusnya dikaji
secara ilmiah di internal. Setelah dikaji, baru melaporkan ke pemerintah
setempat. "Hal itu karena kegiatan tersebut bersifat ilmiah, sehingga
tidak bisa langsung disimpulkan dan harus dikaji dalam tahap yang lebih lanjut,"
paparnya.
"Hasil penemuan dari peneliti biasanya dikaji dan didiskusikan
secara internal di tingkat kabupaten, kemudian baru dilaporkan. Namun ini, saya
juga bingung, kok tiba-tiba ada kabar seperti itu. Padahal sebelum disimpulkan,
seharusnya tidak boleh dipublikasikan dahulu," tegasnya.
Dia menegaskan, jika memang lokasi penemuannya ada di wilayah
Karimunjawa, berarti mekanismenya tak sesuai prosedur. Karena itu,
Noryanto berasumsi, bisa saja kapal tersebut ditemukan di luar wilayah Karimunjawa.
Sebab, ada informasi jika penemuan kapal selam yang konon berasal dari
Jerman berlokasi 10 jam dari Karimunjawa. Padahal wilayah Kabupaten Jepara
hanya sekitar 15 mil (kurang lebih 24 kilometer, Red) dari Karimunjawa.
Selebihnya sudah masuk di wilayah perairan Jawa.
"Waktu 10 jam itu bisa menempuh jarak lebih dari 15 mil. Apalagi
kalau menggunakan kapal mesin yang kecepatannya tinggi. Selain itu, perairan
Karimunjawa kedalamannya tidak seberapa. Jadi tidak mungkin ada kapal
selam," ungkapnya
Dia menambahkan, Kepulauan Karimunjawa memang sering dijadikan kegiatan
penelitian dari Arkeologi Jogjakarta. Penelitian itu dilakukan secara rutin
untuk memetakan aset negara terkait kekayaan alam dan benda-benda sisa
peninggalan zaman dulu. "Setiap kali penelitian selalu dilaporkan ke
pemerintah. Seperti saat penemuan kapal angkut Indonor dulu," katanya
Keterangan serupa disampaikan Suroto, Kasi Teknis dan Sarana Prasarana
Dishubkominfo Jepara. Ia mengaku belum menerima informasi adanya penemuan kapal
selam itu. "Belum ada laporan terkait hal itu. Jika benar, besok pagi jika
cuaca mendukung, kita akan ke lokasi. Mengingat, sekarang ini kondisi cuaca di
perairan Karimunjawa sedang buruk," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Disparbud) Jepara Amin Ayahudi. Dia mengatakan, untuk penemuan kapal selam
tenggelam, hingga kini Disparbud belum mendapat informasi.
"Memang diyakini di sejumlah titik ada dan dideteksi benda-benda
peninggalan zaman dulu. Seperti beberapa tahun lalu ada penemuan kapal Indonor
di Pulau Kemojan; penemuan pecahan keramik di Pantai Pulau Genting dan Pantai
Pulau Nyamuk; serta lainnya," ungkapnya.
Seperti diketahui, berdasarkan informasi yang beredar, sebuah Kapal Selam
U-Boat ditemukan di perairan Karimunjawa kali pertama oleh nelayan setempat.
Selanjutnya ditindaklanjuti Tim Arkeologi Nasional.
Kapal selam itu milik tentara Jerman era pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Kapal ini karam setelah dihantam torpedo milik Belanda. Kapal selam berjenis
U-168 itu tenggelam pada pukul 01.30 WIB, 6 Oktober 1944, di perairan Jawa.
Dari 50 orang di dalam kapal, 23 di antaranya tewas. Sisanya ditawan di
Surabaya dan Australia.
Ketika itu, Jerman dalam posisi
sebagai sekutu Jepang yang hendak menguasai wilayah Indonesia. Ada sejumlah
barang yang masih berada di dalam kapal, seperti aki kapal selam, bagian kanon,
tengkorak tentara, lubang torpedo, pipa udara, dan piring besar